Sunday, May 30, 2010

Listrik Curah Beri Solusi

MESKI suplai PLN kurang, kondisi berbeda dialami warga Kota Prabumulih. Aliran listrik mencakup 100 persen daerah dari 38 desa/kelurahan sejak Januari 2010 lalu. Kelurahan poling buncit menikmati listrik adalah Payuputat, Kecamatan Prabumulih Barat.

Pemkot Prabumulih melakukan percepatan pembangunan listrik sistem curah di kelurahan itu. Dimulai tahun anggaran 2006 biaya Rp 1 miliar lebih untuk 93 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) yang dipasang sebesar 11,6 Kilometer Sirkuit (KMS).

Sempat terhambat masalah ganti rugi tanah tumbuh penduduk, pada tahun anggaran 2007 pembangunan tahap II dilanjutkan dengan biaya Rp 500 juta dengan SUTM 6,387 KMS. Kemudian dilanjutkan TA 2009 APBD induk sebesar Rp 1 miliar untuk SUTM sebesar 5,357 KMS, SUTR 2,843 KMS dan trafo 200 kVA.

Pembangunan lanjutan pada tahun yang sama dilanjutkan dengan mengambil Anggaran Belanja Tambahan (ABT) sebesar Rp 410 juta untuk sambungan rumah di RW 4 Gunung Kemala dan SMA 5/SMP 9. Untuk pembangunan ini SUTR Murni (tiang) sebesar 0,345 KMS dan SUTR tanpa tiang sebesar 3,279 KMS.

Bisa Diangsur Lurah Payuputat, Hazairin mengatakan, uang muka yang ditetapkan sebesar Rp 3,5 juta bisa diangsur untuk pembelian KWH Meter. Pemkot juga minta pihak ketiga memberi kemudahan biaya pasang baru. “Untuk pasang baru, angsuran bisa 24 kali, jadi agak ringan,” katanya.

Hingga akhir tahun 2009 seluruh jaringan telah selesai dipasang. Api listrik pun sudah ada dan sekarang sudah dinikmati warga. Namun dari 700 kepala keluarga, baru 230 KK yang teraliri listrik.

Selebihnya warga masih berharap sistem reguler langsung dari PLN atau menunggu uang lebih untuk menebus KWh meter dari pihak ketiga yang cukup mahal.

Sistem curah dipilih Pemkot Prabumulih agar kelurahan lebih cepat menikmati aliran listrik. Bila menunggu PLN butuh 2-3 tahun lagi agar listrik bisa dialirkan ke rumah-rumah.

Hal ini cukup mengecewakan warga yang mengidamkan listrik sejak tahun 2006. Akhir tahun 2009 lalu, harapan itu tinggal selangkah lagi. Warga tinggal beli KWH Meter dengan harga yang sudah disepakati.

Menurut Hazairin, waktu itu Pemkot Prabumulih pilih menerapkan sistem curah untuk 230 KK yang telah mendaftar. Keputusan diambil karena khawatir jaringan listrik yang sudah ada jadi rusak dan kebutuhan listrik terhalangi.

Seluruh desa/kelurahan di Kota Prabumulih telah teraliri listrik. Kepala Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup (DPELH) Prabumulih, Ir M Sapuan DJ menyebut, prosentase desa berlistrik 100 persen.

Polindes Martapura Dari Martapura, sampai akhir Mei 2010 tercatat 93 persen desa dan kelurahan dalam 20 Kecamatan di OKU Timur sudah teraliri penerangan listrik.

Sedangkan 7 persen lagi masih dalam tahap upanya pemasangan jaringan melalui program listrik masuk desa (Prolisdes) yang diharapkan tuntas seluruhnya akhir tahun ini juga.

Kepala Dinas Pertambangan dan Inergi (Distamben) OKU Timur, Drs Idhamto Dilp Ing MSi, mengatakan, dari total 293 desa dan kelurahan yang ada di daerah itu tinggal 21 desa belum teraliri listrik.

“Desa yang belum berlistrik itu rata-rata merupakan desa hasil pemekaran. Jika tidak ada program pemekaran desa listrik masuk desa di OKU Timur ini sudah lama mencapai 100 persen,” katanya, Rabu (26/5).

Dijelaskan, Pemkab OKU mengentaskan krisis listrik pedesaan dengan program listrik desa (Prolisdes) yang didanai APBN, juga program swadaya melalui APBD OKU Timur dimulai sejak tahun 2006 lalu.

“Pada tahun 2010 Prolisdes yang telah disetujui PT PLN ada di 9 desa pemekaran, sementara 11 desa lain segera menyusul,” kata Idhamto.

Sembilan desa dapat Prolisdes tahun 2010 di Kecamatan Jayapura meliputi Desa Mendah, Desa Peracak Jaya,dan Desa Kambang. Selanjutnya Desa Babanrejo Kecamatan Madang Suku I. Desa Banding Agung Kecamatan Madang Suku III serta Desa Mekar Jaya Kecamatan Belitang Madang Raya.

Kendala dialami yakni ketersedian KWH Meter. Pemkab usul agar PLN menerapkan sistem curah melalui tegangan menengah TM curah dan sudah MoU dengan PT PLN (persero) WS2JB 28 Juli 2009 lalu.

Menyoal pernyataan Distamben Provinsi Sumsel beberapa watu lalu yang menyebutkan di OKU Timur dari 205 desa baru 161 yang berlistrik, dibantah Idhamto. Pihaknya sudah berulang kali memberikan laporan realisasi listrik masuk desa, tapi yang muncul justru data lama. Desa di OKU Timur tidak lagi berjumlah 205, tapi bertambah jadi 293 desa/kelurahan

No comments:

Post a Comment