Tuesday, July 27, 2010

2011 Ekspor Beras Perdana

Ditargetkan paling lambat tahun 2011 mendatang rencana ekspor beras Kabupaten OKU Timur ke pasaran negara-negara Asean mulai dilakukan, menyusul respon positif dari

pemerintah Brunei Darussalam dan Filipina, setelah Bupati OKUT H Herman Deru SH MM yang juga Ketua Forum Daerah Penghasil Pangan Indonesia mengadakan lawatan ke kedua negara itu, 22-24 Juli pekan lalu.

“Eksennya paling lambat tahun 2011 kita sudah lakukan ekspor beras, terutama ke Brunei dan Filipina,” ucap H Herman Deru, Selasa (27/7).

Disebutkan, pihaknya perlu melakukan sejumlah persiapan sebelum ekspor beras dilakukan, di antaranya mengurus perizinan. Peningkatan mutu beras sesuai standar Brunei dan Filipina.

“Kita segera kumpulkan semua pengusaha penggilingan padi di daerah ini, tujuannya agar beras yang dihasilkan nantinya memenuhi standar ekspor,” jelas Herman Deru.

Dari hasil lawatannya ke dua negara itu, diketahui Brunei sejak lama sudah mengetahui jika OKU Timur lumbung beras nasional. Karena itulah Brunei berminat mengimpor beras dari OKU Timur.

“Brunei menyanggupi permintaan 31.000 ton per tahun, khususnya beras ber bau wangi original. Bukan wangi buatan atau hasil pemolesan,” urainya.

Selain berminat impor beras, menurut Herman Deru, Brunei juga siap mengimpor hasil palawija seperti jagung dan kacang-kacangan. “Mereka yang tidak berminat hanya daging ayam dan telur saja. Selain itu semua komoditi mereka berminat,” paparanya.

Menyinggung respon Filipina, Herman Deru menyebutkan, negara ini juga berminat mengimpor beras dari OKU Timur dengan jumlah tidak terbatas untuk pemenuhan pangan bagi kalangan tertentu khususnya beras organik.

“Filipina lebih berminat mengimpor dari OKU Timur beras organik, yang nantinya akan dijual di kalangan terbatas,” jelasnya.

Besarnya minat Filipina dengan beras organik hasil petani OKU Timur ini, sehingga perlu dilakukan perluasan lahan tanaman padi organik dari 20.000 hektare sekarang ini menjadi beberapa ribu hektare dalam dua tahun mendatang.

“Kita optimis nantinya semua permintaan dua negara itu akan terpenuhi. Sehingga berdampak bagus dengan harga beras petani OKU Timur. Karena mereka mau beli beras kita seharga Rp 12 ribu per kilogram non organik,” tandasnya. http://okutimurnews.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment