Monday, May 9, 2011

Pertama di Indonesia Satukan Ragam Bahasa Daerah

Kebijakan ini merupakan yang pertama di Indonesia, yakni melestarikan dan mempersatukan keragaman bahasa daerah. Warga OKU Timur sepakat untuk melestarikan bahasa Komering, Jawa dan bahasa ibu lainnya. Bukan saja melestarikan tapi juga mempelajari bahasa suku lain.
 Bupati OKUT H Herman Deru melalui Perda Nomor 18 Tanggal 30 April 2011 Tentang Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Daerah disektor formal dan non formal, mengatur penggunaan bahasa ibu bergiliran tanggal.

 Tanggal 5 diharapkan seluruh warga OKUT menggunakan bahasa Komering, tanggal 15 bahasa Jawa dan tanggal 25 khusus bahasa ibu. “Jadi pada tanggal 5, seluruh warga berbahasa Komering sehingga dari suku lain pun mengenal bahasa Komering, sedangkan tanggal 15 seluruh warga menggunakan bahasa Jawa baik di sektor formal maupun non formal. Sementara pada tanggal 25 bisa menggunakan bahasa ibu masing-masing,” kata Herman Deru dalam acara launching panduan Bahasa Komering dan Bahasa Jawa, di Lapangan KONI Martapura, Senin (2/5).
 Menurut dia, launching bahasa Jawa, Komering dan ibu lainnya bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan budaya daerah di Kabupaten OKUT yang merupakan bagian budaya nasional. Kemudian memupuk rasa persatuan dan kesatuan guna terwujudnya masyarakat yang aman, adil, terhindar dari perpecahan, pertikaian antar suku, ras dan agama.
 Dalam kesempatan itu dibagikan juga buku panduan bahasa Jawa dan bahasa Komering. Acara juga dimeriahkan dengan parade pakaian adat se-Indonesia yang diperagakan oleh siswa-siswa SLTA se-Kabupaten OKUT. Ikut memeriahkan artis komedian Ibukota Ucok Baba, Marwoto, grup musik Rabies Cs.
 Tak kurang dari 5.000 massa menghadiri launching, juga hadir anggota DPD RI Hj Percha Leanpuri B Bus MBA, Ketua LPSK  (Lembaga Perlindungan Saksi Korban) RI Abdul Haris Semendawai SH LLM, Ketua FOKKU Brigjen (Pur) H Thobroni HS, Ketua Pujasuma Sumsel Baryadi, seluruh unsur muspida Kabupaten OKU Timur, tokoh agama, tokoh masyarakat dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten OKUT Hj Febrita Lustia Herman Deru.
 Baryadi menilai positif apa yang dilakukan Herman Deru. Menurut dia, saat ini suku Jawa di Sumsel sudah menyatu dengan suku-suku lain meskipun dari sisi bahasa mereka berbeda. “Sehingga bagus kalau ada satu suku bisa berbahasa suku yang lain. Ini makin mempererat persatuan,” katanya.
 Begitu juga Thobroni yang mengatakan seharusnya tidak perlu lagi membedakan bahasa satu suku dengan bahasa suku lainnya. Karena itu sangat tepat jika warga OKUT bisa melestarikan sekaligus mempelajari bahasa suku lain, lewat kebijakan yang dilakukan oleh Herman Deru.

No comments:

Post a Comment