Saturday, March 13, 2010

Muba,Mura, dan OKUT Derita Kerugian

Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Musi Rawas (Mura), dan OKU Timur (OKUT) menderita kerugian terbesar akibat musibah banjir yang masih melanda Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Dinas Perikanan dan Kelautan Sumsel mencatat, jumlah kerugian tertinggi akibat banjir selama musim hujan kali ini dialami para kelompok budi daya ikan di beberapa wilayah Kabupaten/ Kota Muba,Mura,dan OKUT. Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumsel Ir Muslim SE menjelaskan,kerugian yang harus diderita kelompok budi daya ikan akibat banjir mencapai angka miliaran rupiah.

Kerugian banyak dialami petani ikan dan selebihnya petani padi. ”Penyebabnya tidak lain banyak ikan di tambak hilang terhanyut air saat terjadi banjir yang tidak mampu dielakkan pemilik tambak,”katanya kemarin. Untuk meringankan beban para petani ikan di tiga kabupaten/ kota tersebut, pihaknya dalam waktu dekat akan memberikan pelatihan dan bimbingan kepada seluruh kelompok budi daya ikan sekabupaten/ kota di Provinsi Sumsel.

Inti pelatihan tersebut,membedah cara mengatasi musibah banjir agar para pemilik tambak ikan dapat membudidayakan ikan, meski dalam kondisi curah hujan tinggi atau banjir melanda. ”Caranya tentu saja dengan memasang pagar warning sebagai antisipasi utama. Alhasil, setiap bencana alam,seperti banjir,tidak menjadi kendala dan penambak ikan tidak mengalami kerugian besar.Bahkann bisa saja tidak berpengaruh terhadap jumlah ikan,” ujar dia.

Meski Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumsel telah melakukan pencatatan tingkat kerugian di tiga kabupaten/kota tersebut, sampai kemarin pihaknya belum menerima laporan seluruh wilayah yang terkena bencana banjir. Saat ini baru masuk laporan dari Kabupaten Muba,Mura,dan OKUT.

”Sedikitnya 59 kelompok budi daya ikan di Muba hancur tergenang banjir dan 50 unit keramba ikan patin hanyut di Mura serta hampir 6,5 ha areal budi daya ikan tergenang banjir. Untuk Kabupaten OKUT, kelompok budi daya ikan mengalami kerugian hingga Rp195 juta,”tegasnya.

Terpisah,Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DP2K) Kota Palembang Ir H Masriadi MSi menambahkan,kerugian yang terjadi di Kota Palembang atau di Balai Benih Ikan (BBI) Kota Palembang dan kelompok penambak di Kelurahan Pulokerto diperkirakan mencapai miliaran rupiah akibat banjir yang terus melanda.

”Tetapi,untuk kerugian itu,terpaksa harus ditanggung pemilik tambak.Adapun DP2K hanya bisa mengupayakan pembelian benih untuk melakukan penangkaran ulang benih ikan yang hanyut terbawa arus,”tandasnya.Sindo


No comments:

Post a Comment