Tuesday, April 27, 2010

Kepsek Door to Door Datangi Wali Siswa

HIRUK pikuk suara siswa bercengkrama tidak terdengar sama sekali. Begitu pun isak tangis. Suasana di SMA Negeri 1, Semendawai Barat, Kecamatan Semendawai Barat, Kabupaten OKU Timur saat pengumuman ujian nasional (UN), Senin (26/4) lalu benar-benar senyap.
Hanya ada beberapa sepeda motor terparkir di halaman sekolah. Sejumlah guru malah saling pandang ketika melihat kedatangan wartawan koran ini. "Ada apa? Silakan masuk," sapa seorang guru ramah. "Oh..mau lihat pengumuman," katanya lagi.
Guru tadi kembali nyerocos memberikan penjelasan terkait lengangnya sekolah mereka. "Memang hari ini (Senin, red) UN diumumkan. Tapi, kita sudah lakukan sehari sebelumnya," ujarnya.
Kepala SMA Negeri 1 Semendawai Barat, Imam Thabrani, menambahkan, pengumuman hasil UN tidak dilakukan di sekolah. Untuk itu, pihaknya punya alasan sendiri mengapa memilih cara tersebut. "Kita percepat pengumumannya sehari dari yang dijadwalkan. 'Kan siswa SMA Negeri 1 banyak yang tidak lulus," ungkapnya.
Menurut dia, di SMA Negeri 1 Semendawai Barat ada 110 siswa yang mengikuti UN. Nah, dari jumlah tersebut, hanya satu orang lulus. Tingginya angka ketidaklulusan itu, mencatatkan SMA Negeri 1 tersebut masuk kategori empat sekolah di Sumsel yang tertinggi gagal UN.
"Lantaran banyak yang tidak lulus, kita lakukan antisipasi. Salah satunya dengan mengantarkan langsung pengumuman UN ke rumah wali murid," tukas Imam. Di samping, lanjutnya, menjelaskan kepada para wali kalau mereka yang tidak lulus UN bisa mengikuti UN ulang. Juga mengajak orang tua untuk terus memberi support kepada anaknya yang gagal.
"Saya bilang ke mereka (wali murid, red) mereka bukannya tidak lulus, melainkan harus mengulang," paparnya. Imam tidak dapat memastikan apa yang menjadi penyebab semua siswanya tidak lulus.
Yang jelas, pihak sekolah sudah berusaha maksimal agar siswa di sana bisa lulus UN. Persiapan jelang UN juga sama dengan sekolah lain. Ada jam pelajaran tambahan juga menggelar try out. "Sudah ada usaha agar siswa kami lulus UN. Tapi, begini. Saya bertanggung jawab penuh atas kejadian ini. Meskipun sarana dan prasarana sekolah sendiri sangat terbatas, terutama tenaga pengajar," katanya lagi.
Umumnya, siswa SMA Negeri 1 Semendawai Barat jatuh pada mata pelajaran bahasa Inggris. "Jeblok semua nilainya. Mungkin, ini kaitan dengan kualitas gurunya. Dari kelas 1 hingga 3 yang mengajar satu guru."
Fakta tersebut bicara sisi SDM. Belum lagi, sarana prasarana di sekolah yang sangat terbatas. SMA Negeri 1 terletak di Desa Kangkung, jauh dari perkotaan. Menjangkaunya dari kota Baturaja menggunakan sepeda motor butuh waktu dua jam lebih.
Menariknya, untuk menuju sekolah tersebut, harus melewati jembatan gantung. Setelah menyusuri jalanan desa yang terlihat tenang itu, tampak bangunan SMAN 1 Semendawai Barat berdiri kokoh. Bentuknya, semi permanen --separuh tembok dan separuh kayu--menggunakan atap seng.
Posisi persis di seberang Sungai Komering. Di sana, tak ada laboratorium bahasa. Kalau jumlah lokalnya ada 12, "Benar-benar terbatas Pak. Mungkin karena Kecamatan Semendawai ini masih kecamatan pemekaran," imbuhnya.
Padahal, lanjutnya, minat siswa belajar di sana cukup tinggi. Tak hanya dari Desa Kangkung, tapi juga dari Menanga, Betung, Campang Tigo Ilir, Campang Tigo Ulu, dan Minanga Besar. Kini, Kepsek Imam focus dengan UN ulang 10-12 Mei. "Pengumuman UN susulan ini akan dilakukan pada 12 Juni mendatang," terangnya.
Tak jauh berbeda dengan kesedihan yang dirasakan para pelajar SMA Negeri 2 Semendawai Barat. Dimana, dari jumlah Kelas 3 yang mengikuti UN, 103 siswa. Dari jumlah tersebut yang belum lulus dan harus mengikuti ujian ulang sebanyak 68 siswa.
"Sekolah sudah melakukan usaha semaksimal mungkin. Hasilnya ya begitu. Tapi, nanti akan ada UN ulang," ungkap Kepala SMA Negeri 2 Semendawai Barat, Damri. Sekolah yang berjarak tempuh dengan kendaraan bermotor setengah jam dari SMA Negeri 1 Semendawai Barat itu, juga melibatkan jajaran Polsek Cempaka Pimpinan AKP Safrie untuk mengawal pengumuman. "Ini sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ungkap Damri.
Di SMA Negeri 2 itu, pengumuman kelulusan juga di antar ke rumah wali murid. Setidaknya, sepuluh anggota dibantu anggota TNI diterjunkan. Terlihat, sejumlah petugas berada di bagian depan sekolah sembari mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Terkait siswa yang belum lulus, sebagian orang tua secara umumnya tidak mempersoalkan masalah tersebut. "Ini kan belum final. Kok harus takut sih. Kecuali, kalau anak saya tidak lulus sama sekali, barulah risau. Terlebih, sekolah akan melaksanakan ujian ulang," ungkap Ny Her, orang tua dari siswa yang tak lulus.

No comments:

Post a Comment