Tuesday, April 27, 2010

Kotoran Ternak Jadi Pupuk

Guna mengurangi ketergantungan dengan pupuk un oganik yang sering mengalami kelangkaan di pasaran, menjadi inspirasi tersendiri bagi Faisal Habibur, warga yang bermukim di Desa Kurungan Nyawa Kecamatan Buaymadang Kabupaten OKU Timur.

Dengan memanfaatkan kotoran ternak (sapi dan unggas), Faisal melakukan terobosan baru membuat pupuk kompos organik yang diakui banyak pihak lebih ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
Ketika dibincangi Sripo di kediamnya, Senin (26/4), Faisal Habibur menyebutkan keseriusannya dalam

membuat pupuk kompos berbahan baku kotoran ternak tersebut dinaungi PT Satria Perkasa, yang targetnya mampu memproduksi 10 ribu ton pupuk organik per tahun. Guna memenuhi target produksi pupuk organik itu, Faisal mempekerjakan sekitar 150 orang perkerja.

“Proses pembuatan pupuk organik ini sangat gampang, kotoran ternak itu cukup dicampur kapur pertanian (maxtro) dengan takaran kotoran ternak 65 persen, kotoran unggas 24 persen, kapur pertanian 10 persen, dan maxtro satu persen,” jelasnya.

Bahan baku pupuk ini selain dari dalam daerah pihaknya juga mendatangkan langsung dari pengumpul di Lampung dengan harga Rp 400/Kg, sedangkan kotoran unggas didatangkan dari Banyuasin, Ogan Ilir (OI) dengan harga Rp 200/Kg. “Pupuk yang telah jadi akan dijual ke pasaran dengan harga Rp 60 ribu per karung isi 40 Kg,” tambahnya. (sripo)

No comments:

Post a Comment