Tanaman padi organik menjadi salah satu program yang akan dikembangkan di Kabupaten OKU Timur. Tahap awal ini ada dua kelompok tani (KT) di Belitang yakni, KT Sidomaju I dan KT Sidomaju II yang dilibatkan secara langsung dalam melakukan perluasan lahan tanaman padi organik.
“Masing-masing kelompok ini beranggota 23 petani dengan luas areal lahan yang akan digarap dan ditanami benih padi organik sekitar 8 hektare,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dinas TPH) Kabupaten OKU Timur, Ir H Tubagus Sunarseno MSi kepada wartawan di Martapura, Selasa (11/5).
Tubagus mengakui, pengembangan luas lahan tanaman padi organik ini, sebagai upaya mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik, terlebih di saat musim puncak tanam, kerap terjadi kelangkaan pupuk, kalaupun pupuk tersedia di pasaran namun harganya tidak terjangkau oleh petani.
“Padi organik sama sekali tidak menggunakan pupuk urea dan jenis pupuk anorganik lainnya. Tanaman padi organik ini hanya memakai pupuk yang berasal dari tanaman itu sendiri,” katanya.
Tubagus menjelaskan, keinginan Pemkab menggarap lahan padi organik karena adanya kecendrungan konsumen beras di pasaran mulai melirik beras organik. “Harga beras organik jauh lebih baik, bahkan ada yang mencapai Rp 12.000/Kg, sehingga petani akan diuntungkan ditambah biaya produksi reltaif lebih murah,” urainya.
Sebagai gambaran, di OKU Timur sendiri sejauh ini sudah ada produsen beras organik, seperti yang dikembangan CV Alumni Gontor Pengembang Usaha Rakyat (Algopur) di BK 9 Kecamatan Belitang. Beras organik Algopur ini konon mengandung obat, sehingga aman dikonsumsi para penderita diabetes, diare, ginjal, dan jantung. sripo
No comments:
Post a Comment