Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan, Rabu (27/10/2010), melaporkan Gubernur Sumsel Alex Noerdin ke Mabes Polri di Jakarta. Laporan itu merupakan dampak dari peristiwa penganiayaan terhadap Direktur Walhi Sumsel Anwar Sadat dan aktivis Sarekat Hijau Indonesia Dede Chaniago dalam unjuk rasa memeringati Hari Tani Nasional di Palembang, Sumsel, Senin (27/9) lalu.
Menurut Manajer Pengembangan Sumberdaya Organisasi Walhi Sumsel Hadi Jatmiko saat dihubungi dari Palembang, mereka melaporkan Alex Noerdin karena melakukan penistaan terhadap Walhi saat unjuk rasa Hari Tani Nasional.
"Waktu itu gubernur di depan pengunjuk rasa mengatakan apa tindakan Walhi untuk membela rakyat?" kata Hadi. Setelah itu terjadi aksi saling dorong yang menyebabkan aktivis Walhi Sumsel dan Sarekat Hijau dianiaya.
Menurut Hadi, Walhi Sumsel telah menyampaikan somasi tanggal 19 Oktober dan meminta gubernur minta maaf paling lambat tiga hari sejak somasi disampaikan yaitu tanggal 22 Oktober. Namun, sampai sekarang tidak ada tanggapan atas somasi.
Kuasa hukum Walhi Sumsel Samsul Bahri Radjam mengutarakan, mereka mendesak polisi menuntaskan kasus penganiayaan tersebut.
Secara terpisah, Alex Noerdin mengatakan bahwa ia menyesalkan peristiwa tersebut. Alex meminta maaf apabila pihaknya melakukan kesalahan dan bersedia memaafkan pihak lain.
"Saya menghargai Walhi yang sejak lama menjaga kelestarian lingkungan di Sumsel," kata Alex.
No comments:
Post a Comment