Thursday, February 17, 2011

Petani Belum Nikmati Harga Beras Layak

Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terhadap beras produksi petani sekarang ini dinilai Ketua Persatuan Penggilingan Padi (Perpadi) OKU Timur, Faisal Habibur, sama sekali belum menguntungkan petani. Alasannya, biaya produksi yang harus dikeluarkan petani di setiap musim tanam tinggi.

“HPP yang berlaku sekarang ini masih mengacu pada HPP tahun 2009. Seharusnya pemerintah melakukan revisi, sebab HPP yang berlaku sekarang tidak relevan lagi dengan kondisi petani,” katanya, Selasa (15/2).
Ia berharap, ke depan ada kenaikan HPP minimal 10 persen dari HPP yang ada sekarang sebesar Rp 5.060 per kilogram dengan broken beras mencapai 20 persen dan tingkat meniran dua persen. Harga tersebut dinilainya sangat jauh dari harapan.
“Jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa ada kenaikan wajar saja petani akhirnya banyak yang alih fungsi lahan menjadi tanaman karet dan sawit yang dinilai lebih menguntungkan,” katanya.
Lebih lanjut Faisal Habibur memperkirakan pada April mendatang  nanti harga beras akan mengalami kenaikan menyusul sudah dilayangkannya surat usulan pada Komisi II DPR RI beberapa waktu lalu.
“Kita sifatnya hanya mengusulkan agar dapat diteruskan pada pemerintah. Mengenai hasilnya kita tunggu saja,” katanya.
Faisal menyebutkan, Kabupaten OKU Timur per tahunnya mampu surplus beras 600 ribu ton lebih. Dari jumlah tersebut hanya 38 ribu ton per tahun yang terserap oleh Bulog. “Sisanya lebih banyak lari ke pasar bebas terutama keluar daerah,” ujarnya.

No comments:

Post a Comment