Petani di Wayhandak dan sekitarnya mengeluhkan tidak lancarnya distribusi air ke sawah. Penyebanya, mesih pompa air irigasi tidak berfungsi maksimal. Seharusnya pompa mampu mensuplai air bagi 393 hektare sawah di kawasan tersebut.
“Oleh Karena boster (mesin pompa) air itu kerap tidak dihidupkan terpaksa petani di sini mengandalkan air hujan untuk mengairi sawah,” kata Atimah, petani setempat, Minggu (13/2).
Keberadaan pompa air menurutnya harusnya bisa mengairi sawah dibeberapa desa di Kecamatan Martapura, seperti Desa Perjaya. Selain itu juga sebagian sawah petani di Kecamatan BP Peliung mulai dari Desa Way Handak hingga Pahang Asri.
“Dalam sebulan paling tiga kali dihidupkan, itupun kalau petani sudah memaksa untuk dihidupkan,” ujarnya.
Hal yang sama diungkap Zairi. Menurutnya, karena suplai air irigasi minim, banyak petani yang mengeluh dan menggarap lahannya menjadi sawah tadah hujan.Padahal letak sawah mereka persis di sepanjang saluran induk irigasi.
Sementara itu Mariaman yang kesehariannya diberi tugas segagai penjaga pompa air Wayhandak mengaku, operasional pompa Wayhandak belum maksimal karena alat penggeraknya tergantung pada
energi listrik.
“Kadang saat hendak dihidupkan tiba-tiba listrik mati, terpaksa pompa juga tak bisa beroperasi,” jelasnya.
Kepala Pejabat Pembuat Komitmen Operasional dan Pemeliharaan (PPKOP) Sumber Daya Air (SDA) Balai Besar Sungai Wilayah Sumatera (BBSWS) VIII, Asrial saat dikonfirmasi membantah operasional
pompa air Wayhandak berjalan tidak efektif.
“Kebetulan saat kalian (wartawan, red) lihat ke lokasi, pompa sedang tidak beroperasional,” katanya.
No comments:
Post a Comment